Sunday, July 5, 2009

LEMBARAN YOGJAKARTA

Warna kirmizi sore di kejiranan menggamit ramah hati keterujaan.Riau diruang tinggi sebelumnya tenggelam bersama mentari dinahari. Riuh dialek serumpun menerjahkan gambaran suasana Maha Allah menciptakan manusia itu berbangsa-bangsa. Begitu suasana dikejauhan menyambut di Terminal Yogjakarta.
kelansungan perjalanan diteruskan dari Terminal Yogjakarta ke penginapan bersama-sama anak-anak Malaysia diperantauan membawa perkenalan yang barangkali jauh diduga. “hai, saya Tony” sapaan kemesraan lansung melesetkan tanggapan mengatakan ini anak jati melayu tanahair. Dengan keletahnya yang fasih berdialek Kelantan dan betahnya dikalangan kami sedikit meneruja rasa bahawa ini Chinese Malaysia biar bukan seagama. Suatu yang barangkali sukar dirasakan di keasalan.Penat yang dibawa sejak dari Kelantan tidak mematikan rasa terus mengecap suasana di kejiranan. Alun-alun selatan ditujui sebagai madah pertama rencana agenda. Omong lagenda yang tiada siapa tahu jauh benarnya menjadi mainan kami. Berjalan dengan menutup mata sehingga berada diantara dua pohon, menggambarkan hati yang suci. Sesuatu yang tidak seharusnya dipercayai.
Pagi di kepulauan Jawa disapa. Damainya semungkin seindah pagi di desa Malaysia. Rencana hari seterusnya dimulakan. Dengan gah seragam MESAT , delegasi menyusuri renik embun ke Universiti Gadjah Mada menyaksikan pertamakalinya medan ilmu bersejarah itu. Perkenalan singkat bersama Ibu Winnie dan ibu Listri mengikat pertalian sepanjang program. Inilah barangkali wacana penyatuan ummat sepelosok dunia. Kembara menjangkau Ke perkampungan kecil daerah Piyungan Bintul dengan bermatlamatkan pembelajaran melalui pengalaman. Hadirnya kami ketika itu, disambut dengan teori “tamu adalah raja”. Ledakan band anak-anak kecil serta manis senyuman setempat meruntun keharuan. Acara lapangan yang membawa pendidikan kesihatan ke masyarakat setempat begitu merangkumi pelbagai lapisan usia. Dengan LANSIA sebagai singkatan untuk lanjut usia, BALITA untuk anak-anak usia bawah lima tahun.Pembelajaran semalam dilansungkan lagi dengan pengenalan program kesihatan ibu dan si cilik bawah 3 tahun. Hari ke 3 membawa delegasi ke desa terpencil menempatkan POSYANDU. Sekali lagi kecaknaan melayani tetamu tergambar dengan sambutan persembahan anak-anak kecil membawa simfoni keakraban. Benar mereka ini menghormati akan kunjungan kejiranan.Khazanah terpendam Yogjakarta belum habis ditatapi. Gah kesinambungan kepulauan Jawa dengan tinggalan bersejarah menggamit kunjungan. Kehadiran julung-julung kali ini memberi ruang keemasan delegasi menjamu keajaiban tamadun dunia. Hari ke -4 diperantauan mengotakan butuh keinginan menyaksikan keberadaan Candi Borobudur dan Prambanan. Sekaligus merealitikan khayalan yang sebelumnya sekadar terlampir didada kertas.